Terapi lebah atau disebut juga apiterapi (dari kata apis = lebah dan therapy = pengobatan) diartikan sebagai pengobatan yang menggunakan berbagai macam produk dari lebah yaitu : madu, madu sarang, madu granulasi, pollen lebah, roti lebah, propolis, lilin, bisa lebah, susu lebah, larva lebah pekerja, larva lebah jantan, dan larva ratu.
Sejarah :
Terapi lebah dimulai di daratan Tiongkok dan Timur Tengah, khususnya Mesir. Pengobatan tradisional di Tiongkok memiliki umur ribuan tahun sebelum pengobatan modern mulai bangkit di Eropa. Salah satu bentuk modifikasi akupunktur yang populer di dunia saat ini adalah dengan menggunakan jarum sengatan lebah madu yang disebut bee acupuncture ("tusuk sengat lebah").
Apiterapi di Indonesia sudah mulai dilakukan sejak tahun 1980-an. Berbagai penelitian dan pelatihan apiterapi diinformasikan ke tengah masyarakat melalui berbagai cara, seperti seminar, lokakarya, kursus, publikasi media massa, dan praktik terapi lebah berupa sengat lebah (Bee Acupunture).
Penerapan terapi Lebah di Indonesia sangat beragam dari yang tradisional sampai dengan yang modern, ada yang menerapkan utuh dan ada yang sebagian saja, seperti hanya menggunakan madu saja namun sengat lebahnya tidak digunakan atau menggunakan sengat lebah untuk penyakit tertentu saja.
Pada Konferensi Terapi Akupunktur Sengatan Lebah Sedunia ke-II di Nanjing, RRC, pada pertengahan September 1993, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bahwa Apitherapy bisa digunakan sebagaii alternatif pengobatan, selanjutnya disebutkan bahwa, “Lebah dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, terutama dari jenis Apis Mellyfera. Kini, terapi sengatan lebah (bee venom therapy - BVT) diterapkan di berbagai negara, antara lain China, Korea, Rumania, Bulgaria, Rusia, dan Indonesia. Di Indonesia ada beberapa lokasi seperti di Semarang, Malang, Bogor, Depok, Sukabumi, Jakarta, Purwokerto (Phone: 081215427766), Manado, Papua dll.
Sejarah :
Terapi lebah dimulai di daratan Tiongkok dan Timur Tengah, khususnya Mesir. Pengobatan tradisional di Tiongkok memiliki umur ribuan tahun sebelum pengobatan modern mulai bangkit di Eropa. Salah satu bentuk modifikasi akupunktur yang populer di dunia saat ini adalah dengan menggunakan jarum sengatan lebah madu yang disebut bee acupuncture ("tusuk sengat lebah").
Apiterapi di Indonesia sudah mulai dilakukan sejak tahun 1980-an. Berbagai penelitian dan pelatihan apiterapi diinformasikan ke tengah masyarakat melalui berbagai cara, seperti seminar, lokakarya, kursus, publikasi media massa, dan praktik terapi lebah berupa sengat lebah (Bee Acupunture).
Penerapan terapi Lebah di Indonesia sangat beragam dari yang tradisional sampai dengan yang modern, ada yang menerapkan utuh dan ada yang sebagian saja, seperti hanya menggunakan madu saja namun sengat lebahnya tidak digunakan atau menggunakan sengat lebah untuk penyakit tertentu saja.
Pada Konferensi Terapi Akupunktur Sengatan Lebah Sedunia ke-II di Nanjing, RRC, pada pertengahan September 1993, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bahwa Apitherapy bisa digunakan sebagaii alternatif pengobatan, selanjutnya disebutkan bahwa, “Lebah dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, terutama dari jenis Apis Mellyfera. Kini, terapi sengatan lebah (bee venom therapy - BVT) diterapkan di berbagai negara, antara lain China, Korea, Rumania, Bulgaria, Rusia, dan Indonesia. Di Indonesia ada beberapa lokasi seperti di Semarang, Malang, Bogor, Depok, Sukabumi, Jakarta, Purwokerto (Phone: 081215427766), Manado, Papua dll.